Pengembangan rute pelayaran Bontang akhirya mendapat titik cerah. Sebab, tinggal selangkah lagi rute pelayaran Bontang-Surabaya segera terwujud. Pasalnya, kepastian rute itu akan dibuka tinggal menunggu persetujuan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Bontang mengungkapkan kapal milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) KM Binaiya sudah menyetujui dan siap untuk mulai bersandar di Pelabuhan Lhoktuan Bontang di Januari 2015 mendatang.
“Rute KM Binaiya itu dimulai dari Semarang, kemudian menuju Sampit, Surabaya, Batu Licin, Barru, Belang-Belang, Mamuju, Bontang, Balikpapan, Pasir, lalu kemudian kembali ke Batu Licin dan menuju Surabaya. Rutenya berputar seperti itu,” kata Akhmad Suharto, Selasa (2/12).
Suharto mengungkapkan, untuk merealisasikan dibukanya rute tersebut, saat ini tinggal menunggu persetujuan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saja. Kendati demikian, dia mengaku belum mengetahui kapan pastinya izin tersebut akan diteken oleh Menteri Perhubungan (Menhub).
“Saat ini memang tinggal menunggu penetapan menteri, harapan kami bisa secepatnya. Karena sebelum rute dibuka, dibutuhkan promosi terlebih dulu. Nah jika izin rute itu sudah ditandatangani (disetujui, Red.) maka kapal sudah mulai masuk yang direncanakan dipertengahan Januari 2015,” ungkapnya.
Katanya, izin rute itu nantinya akan berlaku selama satu tahun. Karena PT Pelni merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sifatnya Publik Service Obligation (PSO) atau kewajiban melayani publik, sehingga sangat kecil kemungkinan untuk berhenti melayani rute pelayaran di Bontang.
“Jadi ada atau tidak ada penumpang mereka harus masuk. Berbeda dengan swasta yang full cari keuntungan,” terangnya.
Lebih jauh Suharto menjelaskan, KM Binaiya khusus untuk kapal penumpang dan berkapasitas sekira 673 jiwa. Katanya, pihak PT Pelni akan melakukan survey ke Pelabuhan Lhoktuan sehari sebelum kapal bersandar.
Langkah itu diambil mengingat pelabuhan Lhoktuan Bontang sudah pernah digunakan kapal lain. Hal itu yang menjadi acuan PT Pelni tidak perlu melakukan survei secara lebih spesifik lagi.
“Karena sebelumnya sudah ada kapal yang bersandar, itu menjadi acuan bagi PT Pelni bahwa KM Binaiya bisa bersandar di Pelabuhan Lhoktuan,” jelas Suharto.
Hadirnya KM Binaiya nanti, kata Suharto, tidak akan menghalangi pihak swasta yang akan membuka rute pelayaran di Bontang.
“Kalau ada kapal swasta tidak menganggu, karena kapal Binaiya itu tidak langsung tapi rutenya memutar. Pihak swasta nanti bisa menyediakan rute langsung,” terangnya.