Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak merespons surat pengunduran diri Bupati Kutai Timur Isran Noor. Meski tidak langsung menyetujui permintaan Isran, awang tetap melanjutkan surat pengnduran diri Isran hingga ke Mendagri.
“Saya sudah dengar alasannya, tapi untuk Bupati tidak bisa diberhentikan oleh Pemprov atau DPRD Kutim. Yang berhak menentukan itu Mendagri,” kata Awang, Senin (9/3/2015).
Melalui Biro Pemerintahan Pemprov Kaltim, kata Awang, pihaknya akan mengirimkan surat pemberhentian Isran pada Selasa (10/3/2015).
“Sudah saya intruksikan ke Biro Pemerintahan, dan langsung dikirim ke Mendagri. Selanjutnya, nasib Kutim, biar masyarakat saja yang menilainya,” sebutnya.
Sementara itu, Isran yang kebetulan berada di Samarinda mengatakan baru saja menghadap gubernur Kaltim. Dalam pertemuan itu, Isran menuturkan semua keinginannya beserta alasan mundur.
“Saya silaturahmi pada Gubernur, memang dipanggil terkait surat pengunduran diri saya,” kata dia.
Dijelaskan Isran, Gubernur Kaltim telah merestui permohonannya. Sebab, alasan pendidikan yang dia berikan menjadi pertimbangan gubernur yang juga mencintai dunia pendidikan.
“Saya jelaskan pada Gubernur kalau saya bisa mengajar di TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Apalagi juga dulu saya penyuluh pertanian. Saya ingin mengabdi di dunia pendidikan lagi,” jelasnya.
Menurut dia, pengunduran dirinya kali ini tidak akan mengganggu pemerintahan di Kutim. Sebab, kata dia, berhenti sekarang atau nanti tetap sama.
“Malah untung lho negara kalau saya berhenti, engak bayar gaji dan lain-lainnya. Ya, walaupun harus menggelar rapat paripurna untuk memberitahu pemberhentian saya, tapi kan anggarannya kecil saja,” sebutnya.
Dalam wawancara itu, Isran pun menyampaikan rasa keberatannya terkait pemberitaan di sejumlah media yang mengatakan dirinya hanya mencari sensasi.
“Yang ngomong saya cari sensasi kan wartawan. Saya juga diberitakan mendapat tawaran menteri, bahkan membangun citra, semua itu tidak ada,” ujarnya.
Disinggung sumpah janji saat pelantikan Bupati dulu, Isran mengelak. Menurut dia, dia tidak pernah berjanji memimpin Kutim sampai pada batas lima tahun.
“Saya tidak pernah berjanji memimpin sampai lima tahun. Sekarang ini, Kutim sudah sejahtera, kok. Saya mundur saja, biar dilanjutkan sama wakil saya,” pungkasnya.// KOMPAS.COM